Terbujur kaku raganya
Kala jiwa tak lagi sertai dirinya
Lalu menjerit tanpa suara
Bisu tuli menatap buta
Ratapan iba kan hampiri
Setiap isi batin kan haru iba
Tersentak harap yang dulu kembali
Namun masa tiba saatnya
Bersimbah peluh menghadap-Nya
Ketegangan kan warnai setiap tarikan nafasnya
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun
“bertanyalah padaku” katanya
Tentang jiwa yang merah menyala
“Lalu aku kan disambut puluhan nyawa sesal, di pintu neraka aku menyesal ingin pulang”
Makassar, 22 Agustus 2002